Kamis, 06 Oktober 2011

RENGASDENGKLOK PERINTIS KEMERDEKAAN


Rengasdengklok Perintis Kemerdekaan

Siapa yang tidak tahu denga peristiwa bersejarah itu?
Sejenak pikiran kita kembali ke masa-masa Sekolah Dasar, saat guru menjelaskan titik awal kemerdekaan Republik Indonesia pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Rengasdengklok menjadi sorotan sejarah, saat Ir.Soekarno dan Bung Hatta diasingkan oleh golongan yang berserteru antara golongan muda dan tua. Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari "penculikan" yang dilakukan oleh sejumlah pemuda Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.
Soekarno dan Hatta dibawa ke rumah milik keturunan Tionghoa, yaitu Djiaw Kie Siong , yang diusir dari rumahnya oleh anggota PETA agar dapat ditempati oleh "rombongan dari Jakarta".
Rumah yang berwarna putih dan hijau itu terletak di Jln.Perintis Kemerdekaan, Desa Bojong Tugu, Rengasdengklok Karawang. Lokasi rumahnya berada di sekitar pepohonan yang rindang dan di belakang pemukiman terdapat sungai yang mengalir sepanjang Jawa Barat, yaitu Citarum.
Di depan rumah terdapat pagar berwarna putih dan halaman yang cukup luas yang ditumbuhi oleh rerumputan hijau. Saat memasuki rumah, tepat di arah utara pintu masuk terdapat foto alm. Djiaw Kie Siong, Soekarno dan pahlawan lainnya yang ditempel di dinding berlapis papan. Keadaan rumah masih sangat tertata rapih seperti dahulu. Tidak ada perubahan perabotyang sengaja dipindahkan. Semuanya sama seperti saat Soekarno singgah di ruma h itu.

Di rumah itu terletak satu ruangan luas yang di bagi-bagi untuk kamar dan ruang tamu. Meski tanpa sekat, kenyamanannya masih sangat terasa. Didekat pintu msuk terdapat 4buah kursiyang digunakan Soekarno sebagai tempat rapat, disamping itu terdapat kasur yang dihiasi kelambu tempat Sokarno terlelap.
 Didepan ruang tamu terdapat rak buku, dan buku tebal yang digunakan untuk merumuskan kemerdekaan, di buku tersebut terdapat catatan-catatan Soekarno dan pahlawan lainnya. Gelas-gelas dan perabot lainnya masih tertata rapi di rak yang terletak di dapur. Didepan rumah terdapat dipan yang dipakai untuk beristirahat Soekarno sambil memandang sekitar rumah yang asri dipenuhi rumput dan pepohonan yang rindang.
Rumah itu kini ditempati oleh cucunya Djiaw Kie Siong, yang bertempat tinggal di samping rumah bersejarah itu. Mayarakat pun ada yang antusias dan acuh dengan keberadaan rumah tertsebut, hanya sebagian besar dari anak sekolah yang sering berkunjung untuk memenuhi tugas Ilmu Pengetahuan Sejarah. Rumah itu persis seperti aslinya, mulai dari tekstur, perabot dan tempat lainnya. Wali Kota Karawang pun akan membuat musium untuk menyimpan benda-benda bersejarah. Agar tidak dibawa ke pusat kota.
Tidak jauh dari rumah Dhjiaw Kie Siong terdapat tugu proklamasi yang dibangun untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Pada dinding-dinding tugu digambarkan keadaan Indonesia saat di jajah dan perjuangan rakyat mengusir penjajah hingga merdeka.
Disamping Tugu Proklamasi, sedang di bangun alun-alun tempat warga Rengasdengklok berkumpul an bersantai. Di tengah alun-alun terdapat tugu kepalan tangan kiri Soekarno yang meneriakkan dengan lantang kemerdekaan Indonesia.
Dan selepas dari Rengasdengklok, Soekarno langsung mengumumkan kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar