Kamis, 06 Oktober 2011

ISLAM DAN YAHUDI

Sebagai seorang muslim kita tahu bahwa islam adalah agama yang hakiki dan diridhoi Allah SWT. Islam pun mengajarkan beribu kebaikan, baik untuk dirinya, masyarakat, agama dan Negara. Rosul pun sering mengajak umatnya umatnya agar berlomba-lomba dalam prestasi dan kebaikan. Islam mengajarkan agar kita hidup penuh perjuangan, kerja keras, ikhtiat dan doa. Kita semua tahu tentang keberhasilan Rosulullah dan Para Sahabat menegakkan islam dan menaklukan dunia. Prestasi islam yang melangit sering kita pelajari dalam sejarah-sejarah islam.
Islam melahirkan orang-orang berprestasi pada zaman Rosulullah dan Sahabat, seperti Ibnu Sina yang ajarannya mengenai kedokteran dipakai oleh kedokteran dunia. Kemudian, Ibnu Rusyd, Ibnu Tufail, dll. Dalam buku-buku sejarah islam pun telah dijelaskan mengenai keberhasilan islam. Kita patut berbangga akan kegemilanganislam, namun tak sepantasnya pula kita terbuaikan oleh sejarah. Seperti pepatah mengatakan “Habis terang terbitlah gelap”. Inilah yang terjadi pada umat muslim saat ini. Seolah terlupakan perjuangan Rosul menegakkan kebenaran dan keberhasilan.
Untuk mengingatkan kembali tentang kegemilangan umat islam dan supaya hati kita pun tergugah untuk memulai keberhasilan, saya akan paparkan mengenai keberhasilan umat islam di bumi Andalusia, karena pada saat itu Andalusia lah yang mempelopori prestasi umat manusia.
o   Matahari bersinar di Andalusia
29 April 711 M,  seorang penglima muda berdiri di suatu bukit. Matanya tajam memandang hamparan semenanjung Iberia Spanyol yang kemudian dikenal dengan Andalusia. Pemuda itu bernama Thariq bin Ziyad, seorang panglima muda yang membebaskan rakyat spanyol dari kezaliman serta penindasan raja dan kaum bangsawan.
Kepemimpinan Thariq adalah tonggak dimulanya pencerahan di dunia Eropa. Di bawah kerajaan islam, agama Yahudi, Kristen dan Islam mampu hidup berdampingan secara harmonis. Bagaikan tiga sahabat yang satu tempat tidur selama 600 tahun.
Para sejarawan telah bersepakat bahwa pada zaman itu kerajaan Islam berperan sebagai superpower yang mengawali peradaban modern selanjutnya. IPTEK dan filsafat dikembangkan. Pintu ijtihad dibuka lebar. Tidak ayal lagi Andalusia adalah mata rantai bahkan pelopor yang mengantarkan lahirnya peradaban modern sebagaiman yang telah kita lihat saat ini.
Beberapa cendekiawan muslim lahir seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Abu Qasim Az-Zahrawi, dll.

o   Habis terang terbitlah gelap
 Kini hati merintih. Khazanah ilmu dan kejyaan Andalusia tlah lindap senyap. Ini semua karena para pemimpin umat yang serakah dan haus kekuasaan. Masing-masing provinsi menunjukkan “keakuan, ananiyah, egoisme”, sebuah penyakit yang membawa pada perpecahan dan kehancuran.
Lengkaplah sudah penderitaan umat islam. Walaupun Perang Salib yang terjadi sebelumnya tidak berhasil tuntas dikalahkan umat Kristen, tetapi kekejaman tentara salib melengkapi perAdaban manusia yang penuh dengan gelimang darah.
Kita telah menyaksikan sebuah peradaban Andalusia yang menjulang cemerlang kemudian lindap senyap berganti dengan derita yang tiada tara. Orang-orang Yahudi bagaikan sebuah kutukan, ternista dalam penghinaan. Direnggut dari sanak saudaranya dan terusir (diaspora). Rasa getir dalam denyut takut yang memagut dicekam bayangan pembantaian terus mendera. Demikian juga umat islam yang terusir dari tanahnya yang telah ia bangun fisik dan peradabannya.
Akan tetapi, penyebab yang sama tidak selamanya memberikan hasil yang sama. Orang yahudi mampu bangkit an kini mewarnai peradaban, sedangkan umat islam terpuruk dibalik selimut kebekuan. Gairah jihad telah padam, tangan-tangan melepuh telah berganti dengan kemalasan.
Kita saksikan pula benang merah sejarah islam. Tidak ada kehancuran islam kecuali didalamnya ada perpecahan umat. Kebanggaan golongan, vested interest, dan tidak ada keinginan yang cerdas untuk berdialog mencari solusi atas nama izzul islam wal muslimin telah terpasung. Kita pula menyaksikan orang-orang yahudi yang sepanjang sejarah bahkan sejak periode Nubuwah telah bersikap anti-Islam dan munafik mampu menjulang. Dan di abad ini, mereka mampu menampilkan prestasinya sebagai “sayyidul zaman”. Mereka yang ternista dan terbuang mampu meracik percikan ilmu para cendekiawan islam dan diidorong dengan fanatisme keyahudiannya sehingga mampu merebut posisi Andalusia. Bahkan mampu memberikan lebih banyak lagi kontribusinya pada peradaban masa kini.
Keberhasilan kaum yahudi saat ini tidak lepas karena kesehariannya yang disiplin. Kesehariannya yang membuat mereka berprestasi adalah :
1.      Gemar Membaca
Sejak kecil para orangtua mendiktekan pentingnya membaca buku. Mereka tidak segan membeli buku yang mahal sekalipun karena mereka yakin kualitas itu mahal. Orang-orang yahudi adalah kaum yang paling tinggi minat bacanya. Kebiasaan membaca ini hanya dapat dikalahkan oleh orang Jepang yang sama gilanya bila mereka membaca buku.
2.      Peranan Ibu dan pendidikan di keluarga
Dalam pola pengasuhan dan pendidikan anak di rumah, kedudukan seorang ibu memainkan peran yang sangat peenting dalam membentuk watak anak-anaknya.
Dalam lingkungan keluarga Yahudi, anak-anak diarahkan untuk memliki mimpi-mimpi serta berusaha untuk meraih dan mewujudkan mimpiya tersebut.
3.      Solidaritas dan kedermawanan
Orang yahudi mengenal secara akrab arti tzedekah, bahkan anak-anak yahudi diwajibkan untu mempunyai celengan.
4.      Rasa percaya diri yang tinggi. Berdiri tegak dan berbicara terus terang merupakan bagian dari nilai budaya kaum yahudi. Mereka diajarkan dengan disiplin ketat agar menunjukka kepercayaan diri.
Prestasi kaum yahudi telah kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : Levi Strauss, Jeans. 1837, Maurice Levy, lipstick.1915, jonas Salk,vaksinasi poli, dll.
List diatas menunjukkan prestasi dunia Barat “quote unquote” orang-orang yahudi yang memberikan sumbangan besar bagi kehidupan modern dimana kita hidup saat ini.
Telah kita saksikan di panggung sejarah, betapa budaya prestasi yahudi tercipta karena adanya community cohesiveness (kekentalan komunitas), mitos sebagai umat pilihan dan keberaniannya menggubah penghalang menjadi peluang, menggubah suasana represif sebagai pemacu berpikir kreatif.
K.H.Toto Tasmara menjabarkan lima karakter unik orang yahudi :
a.       Ethnocentrism-memiliki kebanggaan, bahkan fanatism rasial
b.      Intelligence-mengembangkan metode kecerdasan yang kuat
c.       Psychological intensity-Daya kesungguhan dan intensitas psikologi
d.      Assertiveness and Agressiveness- Memiliki kemampuan untuk meyakinkan dan bersifat agresif
e.       Effective group- Memiliki daya gerak dan efektivitas kelompok.
Kita semua telah mengetahui prestasi yahudi yang mendunia, seolah terlupakan oleh dunia. Dimanakah prestasi islam?
Yang puncak kegemilangannya hanya ada pada zaman Rosulullah SAW dan para sahabatnya, bagaimana dengan umatnya sekarang? Jika dilihat dari keseharian kaum yahudi, dapat kita simpulkan bahwa kecenderungan umat islam saat ini hanyalah sebagai konsumen dan korban atas kegemilangan yahudi yang mempunyai niat dibalik prestasinya. Seperti yang telah disampaikan guru saya di pesantren, pada botol coca-cola terdapat rahasia yang hanya segelintir orang yang mengetahuinya. Pada botol itu dituliskan”coca-cola” yang apabila cermin kita letakkan tepat dib awah kata itu, akan membentuk suatu huruf arab yang bertuliskan “La Makkah La Muhammad”.
Sekian lamanya kita dibodohi oleh mereka, namun tetap saja kita memakai produksinya. Seharusnya umat islam bercermin atas keberhasilannya yang telah menaklukan dunia, mulai dari barat-timur, utara-selatan hingga pelosok dunia yang mengibarkan panji-panji islam.
Dan tidak sepantasnya kita hanya berbangga atas keberhasilan itu, yang semestinya kita aplikasikan demi kegemilangan islam. Bukankah islam adalah rahmatallil alamin, yang memberikan rahmat kepada seluruh alam. Seharusnya umat islam menjulangkan tonggak jihad melalui prestasinya saat ini. Hanya segelintir orang islam yang berhasil meraih nobel dan prestasi dunia.

Lalu dimanakah pemuda islam yang siap melawan arusnya dunia ??
Untuk itu umat islam harus kembali memahami ajaran inti agamanya sebagai sebuah keyakinan yang menggerakkan kehidupan. Sebuahb misi untuk menampilkan wajah kreatif prestatif sebagai kunci menuju kemuliaan di dun ia dan akhirat.
Polam pendidikan dan budaya masyarakat muslim harus dimulai dari character building (pembangunan akhlak) sebagaimana periode awal nubuwah dan dikembangkan oleh prestasi para ulil al-bab Andalusia.
Kita sangat memahami bahwa saat ini umat islam dibenturkan dengan kepentingan-kepentingan jangka pendek sebagai konsekuensi hidup dalam masyarakat global. Tetapi kita pun sangat menyadari bahwa harga diri umat tidak dapat dibeli dengan kenkmatan dunia hedonis. Karenanya tidak ada kata kunci yang paling tepat kecuali setiap pribadi terutama di dalam keluarga dan komunitas muslim mampu menghidupkan budaya pendidikan. Juga menjadikan umat muslim sebagai masyarakat yang secara utuh menimba pendidikan.
Untuk menghadapi pola tantangan zaman saat ini, pola pembangunan akhlak yang diterapkan pada umat islam adalah:
Credo (keyakinan), Commitment (kekuatan), Confident (sikap percaya diri), Courage (tangguh dan berani), Curiosoty (hasrat untuk mengetahui), Creativity ( ikhtiar).
Kekuatan amal islam akan bangkit, selama mereka tak mengenal lelah untuk terus berpikir, berbuar, dan berkarya yang awal muasalnya diinspirasikan oleh ajaran-ajaran yang bersifat Quraniyah dan Sunnah.
Budaya Islam yang terbuka akan menampung berbagai gagasan, pendapat, dan ijtihad. Kemudian berbagai pencpaian itu akan mengental dan menjadi sebuah nilai operasional yang memiliki saya dobrak yang kuat. Ini semua kembali kepada kunci sukses yang ditawarkan Allah, illa bis sulthan. Hanya sengan kekuatan !
Bangkitlah islam, raih kembali kejayaan dan kegemilangan prestasimu ………. !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar